Google Now Card, apa itu?

Di lantai delapan Gedung Grand Indonesia, di salah satu sudut bioskop Blitzmegaplex, pada awal Juli lalu, terdapat sebuah stan dengan dominasi cat berwarna putih. Stan ini dilengkapi dengan sofa "wheel of fortune" serta kertas berisi pertanyaan-pertanyaan singkat, yang memandu pengguna untuk melatih cara bertanya.

Di stan itulah Google Indonesia menggelar kampanye sosialisasi fitur dari layanan pencarian "Kartu Now" atau "Google Now Card". Di tempat itu, orang bisa belajar cara menggunakan aplikasi terbaru dari mesin pencari Google tersebut. Pertanyaan bisa ditanyakan langsung ke virtual assistant dengan dibantu empat orang petugas stan yang menyambangi calon penonton yang menunggu di lounge.

"Kami akan buka lagi satu-dua pekan ini," kata Sandy Tantra, Consumer Marketing Manager Google Indonesia, pada awal pekan ini.

Menurut Sandy, bioskop, lokasi gimnasium, dan beberapa pusat belanja yang menjadi tempat nongkrong anak muda dijadikan lokasi kampanye mereka. Kalangan muda menjadi target karena relatif gemar menggunakan informasi online, dan Google Now merupakan layanan yang terkoneksi dengan Internet.

Yang membuat layanan ini menarik, Sandy menjelaskan, karena fiturnya memang sengaja dibuat untuk para pengguna di Indonesia. Ada berita, cuaca, dan video YouTube yang menjadi rekomendasi. Konten yang ditampilkan disesuaikan dengan kebiasaan online dari masing-masing pengguna sehingga menjadi relevan.

Aplikasi ini bisa diunduh di Google Play dengan nama Google App. Kemudian pengguna bisa mengatur setting untuk bahasa ke Bahasa Indonesia dan mengaktifkan fitur lokasi. Google App akan terpicu untuk mengaktifkan semua fitur-fitur khusus pengguna Indonesia.

Layanan yang baru diluncurkan satu-dua bulan terakhir ini meramaikan persaingan dengan layanan virtual assistant lain, seperti Siri dari Apple, Cortana dari Microsoft, serta Alexa dari Amazon.

Menurut Sandy, aplikasi pencari Google Search tidak hanya dimodifikasi untuk pengguna di Tanah Air. Kartu ini lebih dulu diluncurkan di Indonesia dibanding negara ASEAN yang lain.

Peluncuran itu merupakan lanjutan dari program Google untuk memprioritaskan sejumlah layanannya bagi pengguna di Indonesia. Sebelum ini, Google juga meluncurkan fitur YouTube Offline untuk India dan Indonesia.

Para pengguna Indonesia, khususnya yang menggunakan layanan koneksi 2G, bisa mempercepat konektivitasnya jika menggunakan peramban Chrome. "Ini sudah cukup sering dilakukan oleh Google," kata Putri Silalahi, Head of Communications Consumer & YouTube Indonesia.

sumber : Tempo.co

Inilah pasar potensial anda, pengguna smartphone Indonesia!

Baidu Browser belum lama ini merilis data sepanjang kuartal kedua 2015 tentang penggunaan smartphone di Indonesia. Dari data tersebut terlihat orang Indonesia setiap harinya rata-rata menghabiskan waktu sekitar 26 menit untuk menjelajah internet dengan perangkat mobile dengan rata-rata kunjungan ke 31 situs web setiap harinya. Total jumlah pencarian yang dilakukan oleh pengguna mencapai lebih dari 33 juta pencarian.



Baidu juga mengungkapkan minat orang Indonesia membaca informasi (berita) didominasi oleh pemberitaan berskala nasional (26,6%). Disusul dengan hiburan (22%), gaya hidup (21,3%), internasional (13,3%) dan politik (8,6%).


Komposisi ketertarikan terhadap konten di kuartal kedua ini berubah dibandingkan kuartal I lalu. Pada Q1/2015 kategori hiburan menempati posisi keempat dengan porsi sebesar 14%  dan kategori berita politik menempati posisi kedua dengan porsi sebesar 22%.
Baidu menemukan, dua kategori yakni hiburan dan teknologi, masih menjadi yang paling populer ditelusuri oleh pengguna.



Kategori hiburan yang jumlah total persentase pencariannya mencapai 46,4%. Kata kunci yang masuk dalam kategori ini, antara lain berhubungan dengan konten dewasa, musik dan film, serta komik, gambar, dan cerita. Selanjutnya adalah kategori yang terkait dengan teknologi. Persentasenya juga cukup tinggi sekitar 31,4%  Sementara kata kunci yang masuk dalam kategori ini berkenaan dengan layanan eCommerce, portal berita, serta layanan e-mail, search engine, dan media sosial.




Kategori populer yang terakhir berkaitan dengan unsur informasi berita dan gosip. Kata kunci yang paling banyak digunakan dalam kategori ini antara lain berhubungan dengan layanan Gojek, pernikahan Gibran Rakabuming dan Selvi Ananda, serta pembunuhan Engeline. Adapun capaiannya perolehanya memang tidak terlalu tinggi hanya 17,3%.


“Kami berharap laporan ini dapat memberikan wawasan dan manfaat bagi para pelaku industri mobile, terutama bagi para pengembang konten untuk memahami karakteristik pengguna mobile di Indonesia,” ungkap Director Baidu Indonesia, Bao Jianlei, melalui keterangan resminya.
sumber : indotelko.com
© Lets Learn Digital Marketing
Maira Gall